Wednesday, 17 October 2012

dia Abdullah

10.36pm 16/10/2012 baru sahaja nampak bayangan rumah ...... terus rasa nak post something ....

dia yang bernama "Abdullah"

" _cerpen pendek mengilustrasikan realiti menolak fantasi_ "

" ..........  ketika bertafakur di satu sudut setelah penat melayan minda sepanjang di kantor badan terasa amat lemah .. beg yang digendong setiap hari dengan muatan melebihi dua kg memaksa diri untuk melawan kesakitan belakang . Tulang belulang seakan tercabut satu persatu.....Seperti ingin mendapatkan bantuan Ogawa bagi meringankan rasa kesengalan di tulang belakang ....

Saat dahi bertemu bumi rasa kesedihan mencakupi dada Abdullah .. Memikirkan adakah tertunainya hasrat yang ditanam di dalam jiwa sekian lamanya . Terasa berat sekali jika difikirkan ... Keluhan rasa tidak ada yang dapat rasai melainkan DIA .... pergantungan yang kuat hanyalah padaNya .... Kakinya terasa seperti sesuatu yang sedang menarik urat sarafnya .. Bila dikenang kejadian tersebut Allahurabbi jauh sekali kesusahan diri Abdullah yang ditimpakan berbanding dengan tokoh sahabat , wanita  di zaman para anbiya ... Itu hanyalah ujian yang sedikit dikira .. hampir dua tahun lebih dia terpaksa melalui kesakitan tersebut .. di sebabkan sifat kedegilannya (mungkin)dia tidak ingin melakukan pemeriksaan x-ray untuk melihat struktur kakinya ... Bila diimbas kembali ada patutnya dia merasai kesakitan itu dek kerana dia kelewatan selama dua minggu untuk merawat kakinya yang terpusing tergeliat setelah terkena .. " Nasi sudah menjadi bubur " itulah pepatah yang sesuai diberikan padanya .....

andai waktu boleh diputarkan kembali,  sudah pastinya dia inginkan kakinya sihat seperti dulu namun takdir Allah siapa yang dapat jangkakan bahkan untuk melawan ketentuannya ... namun dalam kesakitannya hanya doa yang menjadi perisainya untuk terus kuat melangkah walaupun dalam keadaan sakit.. Apa katanya ? "sakit sikit sahaja , bertahan kamu boleh" ... itulah kata kata yang berbisik di hatinya ... Hanya tangannya yang mampu 'memujuk' kakinya dengan rawatan yang lembut (gosok di bahagian tersebut) ...

Kedegilan melampaui kudrat ? adakah selayaknya dia dilabelkan sebegitu ? adakah dia layak dikatakan telah menzalimi dirinya sendiri ? Tiada apa yang dapat menahannya daripada mengurangkan pergerakan tatkala dia memikirkan kekuatan itu datangnya dari Allah , ketika dia tidak memikirkan risiko kerana meletakkan di hati "sakit sedikit sahaja, urut sikit sikit ok lah" lebih kurang begitulah daya pemikirannya . Tiada siapa yang tahu bila dia merasa kesakitan .. kerana kesakitan itu hanyalah "menyerangnya"  bila bila sahaja .. kesakitan itu tidak nampak secara zahirnya namun batinnya merasa .... mengahrungi ketidaksempurnaan diri tidak membuatkan dia jemu untuk lafazkan kata syukur 

lantas dia ketika sedang duduk menyendiri di penjuru rumah ibadat Abdullah bermonolog seorang diri

" Ya Allah jika dulu Engkau telah memberikan anggota yang sempurna kepadaku namun kini nikmat itu telah dikembalikan padaMu dan Engkau berhak mengambilnya akan tetapi aku tetap bersyukur kerana masih ada 'sisa baki' yang Engkau berikan padaku untuk bergerak, berjalan , berlari ... sedikitpun tidak pernah ku mengeluh dan tiada rasa penyesalan. Namun aku mengharapkan janganlah Engkau menarik nikmat ini sepenuhnya biarkanlah ia sakit seperti dini hari aku tetap mampu melawan rasa itu dengan bersandarkan pada doaku padaMu..Sungguh aku tahu bahawa kesakitan yang dialami itu akan terpulih dengan kekuatan dariMu .... Bukan ubat yang akan menyembuhkanku bahkan Engkau yang selayaknya memulihkannya ... Ya Allah aku bermohon janganlah disebabkan kesakitan ini yang hanya sebesar zarah  mampu mengalahkan semangat  juangku untuk menegakkan agamaMu ... Engkau tahu apa matlamatku dan Engkau mengerti apa perasaanku tatkala melihat ramainya kanak kanak yang sedang meningkat Baligh dan para remaja yang ketandusan agama .... Izinkanlah diriku ini meninggalkan sesuatu yang bermanfaat sebelum tiba masanya dunia ditinggalkan ....   Ya Allah .... 

sambungnya lagi 

"izinkanlah untuk diriku menjadi seorang yang kaya halal disisimu tanpa lupa untuk mendongak langitMu , menunduk memijak bumiMu agar , andai ditakdirkan diriku miskin , janganlah Engkau miskinkan diriku dengan keimanan padaMu .....  Namun andainya mati telah dicatatkan di luh mahfuzMu menyambut di waktu mudaku  izinkan diriku bertandang ke baitullahMu bersama yang tersayang agar kelibat KaabahMu yang sering muncul dalam tidur lenaku meraikan kedatanganku di alam realiti .... Soal jodohku biarlah Engkau tentukan sungguh diriku mempercayai akan kuasaMu , biarlah lintasan para malaikatMu menjadi tali penghubung untuk menguatkan hatiku hanya satu yang dipinta dikurniakan pasangan yang memahami dan turut serta dalam perjuangan menegakkan kalimahMu ..... Jika ditakdirkan diriku kaya menggunung izinkan diriku untuk memberi separuh hartaku di jalanMu agar Biah Islamiyah di satu destinasi yang diriku idamkan akan digapai membawa suasana yang baru di tapak yang semakin hari semakin kerapuhan ajaran agamaMu .... Ya Allah , Yang Maha mendengar , terimalah doa hambaMu .... "

keluhannya terhenti disitu , itulah yang dirasakan si Abdullah .... tiada yang tahu dan apatah lagi merasakan ..... pendam rasa adalah terapi yang paling mujarab baginya, persandaran pada Rabb nya sudah mampu untuk membuatnya tersenyum.....cukuplah Allah baginya ..... kehidupan perlu diteruskan kerana perjalanan masih panjang dan sudah pasti ujian akan ditimpakan ...hanya kata inilah yang mampu membangkitkan jiwanya kerana dia hak milik Allah  ....

" Aku redha dengan Allah sebagai Tuhan, dan aku redha Muhammad sebagai Nabi, dan aku redha dengan Islam sebagai Agama."




No comments:

Post a Comment